Archive for Desember, 2011

h1

Penjelasan Makna Thaghut dan Ansharnya

Desember 25, 2011

Penjelasan Makna Thaghut dan Ansharnya
Iman seseorang tidak akan syah sampai dia kafir terhadap thoghut, Allah ta’aalaa berfirman :

“Barangsiapa yang Kafir ( ingkar) kepada Thaghut dan beriman kepada Alloh, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuatââ¬Â¦ (QS. Al Baqoroh :256)

Ayat ini merupakan tafsir dari syahadat Laa Ilaha Illalloh yang berisi An Nafyi (peniadaan) dan Itsbat (penetapan). An Nafyu maknanya : Peniadaan uluhiyyah dari setiap yang diibadahi selain Allah, dan seorang hamba harus merealisasikannya sebagaimana yang telah dictohkan Oleh Nabi Ibrahim ââ¬ËAlaihissalam:

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya Kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara Kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali Perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1470]: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan Kami hanya kepada Engkaulah Kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah Kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah Kami kembali.” (Qs. Al Mumtahanah 4)

Jadi realisasi seorang hamba terhadap pengingkaran thogut sebagai berikut:

1. meyakini kebathilan beribadah kepada selain Alloh
2. meninggalkan peribadatan macam ini
3. Membencinya
4. mengkafirkan pelakunya
5. Memusuhi mereka.

Inilah yang dimaksud dengan al kufru bith thaghut (kafir terhadap thoghut),serta inilah tatacaranya sebagaimana yang dituturkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.

Sedangkan Al Itsbat maknanya adalah : penetapan uluhiyyah bagi Allah ta’ala semata dengan menunjukkan seluruh macam-macam ibadah hanya kepada Alloh ta’ala saja. Dan inilah yang dimaksud Iman kepada Alloh ta’ala dalam ayat tadi.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, dan firmanNYA :

“ââ¬Â¦barangsiapa yang kafir kepada Thaghut dan beriman kepada Alloh, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putusââ¬Â¦” (Al Baqoroh : 256)

yaitu orang yang melepaskan andad (tandingan), berhala dan apa-apa yang diajakkan oleh syaithon berupa peribadatan setiap sesuatu yang disembah selain Alloh, serta mentauhidkan Allah, dimana ia beribadah hanya kepadaNya saja serta bersaksi bahwasannya tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Alloh.

Kemudian Ibnu Katsir, menukil dari ââ¬ËUmar Bin Khattab bahwasannya thoghut itu adalah syaithan. Dan Ibnu Katsir berkata: makna ucapannya tentang Thaghut bahwa thoghut itu syaithan, adalah sangat kuat karena dia mencakup segala kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyyah seperti penyembahan berhala, berhakim kepadanya dan meminta pertolongan dengannya” (Tafsir Ibnu Katsiir, I/311), dan pada I / 512 Ibnu Katsir berkata sesungguhnya Ibnu ââ¬ËAbbas, Abul ââ¬ËAaliyah, Mujahid, ââ¬ËAtho’, ââ¬ËIkrimah, Sa’id bin Zubair, Asy Sya’biy, Al Hasan, Adl Dlohak, As Sudiy berkata denganpendapat Umar.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Thoghut adalah segala sesuatu yang dilampoi batasnya oleh seorang hamba baik yang diibadati atau ditaati. Thaghut setiap kaum adalah orang yang mana mereka berhukum kepada selain Allah dan RasulNya, atau mereka mengibadatainya selain Allah atau mereka mengikutinya tanpa bashirah (penerang) dari Allah atau mereka mentaati dalam apa yang tida mereka ketahui bahwa itu adalah ketaatan kepada Allah. Inilah Thoghut thoghut dunia, bila engkau mengamatinya dan mengamati keadaan keadaan manusia bersamanya maka engkau melihat mayoritas mereka berpaling dari menyembah Allah kepada menyembah Thaghut dan dari berhakim kepada Allah dan Rasulnya kepada berhakim kepada thaghut serta dari mentaati Alloh serta mengikuti RosulNya menjadi mentaati thoghut serta mengikutinya”. (I’lamu Al Muwaqqi’in, I / 50).

h1

Polisi Jangan Bertindak Represif Hadapi Demonstran

Desember 25, 2011

DPR meminta polisi mengutamakan pendekatan persuasif dalam menangani aksi demonstrasi warga. Tidak mengambil jalan represif yang bisa memakan korban jiwa.

“Jadi kami sangat menyesalkan kenapa harus sampai ada korban jiwa dalam konteks penyampaian aspirasi sesama anak bangsa. Terlepas dari apapun kita meminta kepada Kapolri jangan sampai kemudian kita memundurkan jarum sejarah lagi ke orba,” tutur Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan, kepada detikcom, Senin (26/12/2011).

Taufik mengingatkan bahwa polisi adalah bagian dari pengayom masyarakat. Dan sudah semestinya menjaga ketertiban masyarakat sembari mewujudkan rasa aman masyarakat.

“Sungguhpun kita memahami kaitan hukum yang berlaku, kita lebih mengharapkan langkah persuasif bukan represif. Polisi adalah pengayom rakyat dan abdi rakyat, sebaiknya jangan sampai ada korban jiwa,”tegasnya.

Sebelumnya diberitakan beberapa kalangan meminta negara mempertanggungjawabkan kekerasan di Bima, NTB. Kekerasan di Bima memakan dua korban jiwa.

2 Warga Bima, Syaiful dan Arif Rachman tewas ditembak petugas. Keduanya tergabung dalam kelompok masyarakat yang memblokade Pelabuhan Sape, Bima, NTB. Warga menolak lokasi tambang emas di daerah mereka yang dinilai merusak sumber air.